Pada masa itu, stigma terhadap orientasi seksual non-heteroseksual begitu kuat.
BACA JUGA :Tol Bengkulu–Muara Enim, Jalan Cepat Menuju Pintu Ekonomi Baru Sumatera
Banyak aktor dan aktris memilih menikah secara formal dengan lawan jenis untuk menjaga reputasi serta karier mereka.
Pernikahan ini bukan didasarkan pada cinta, melainkan sebagai strategi mempertahankan citra di mata publik.
Istilah “lavender” sendiri sering diasosiasikan dengan simbol komunitas tertentu, sehingga lavender marriage digunakan untuk menyebut pernikahan yang dibangun sebagai “topeng” demi menyesuaikan diri dengan norma sosial.








