Banyak orang yang merasa kesepian, mengalami tekanan hidup, atau mencari pasangan serius, cenderung lebih mudah percaya pada perhatian dari orang asing.
Pelaku memahami kondisi ini dan menggunakan kata-kata manis untuk menenangkan hati korban.
Selain itu, kebutuhan akan validasi juga mendorong banyak orang terbuka di dunia maya.
Saat seseorang merasa dihargai oleh akun yang terlihat sempurna, ia bisa mengabaikan logika dan lebih menuruti perasaan.
BACA JUGA:5 Film Horor Thailand Terseram yang Angkat Kisah Hantu Ikonik
Pada titik inilah, korban rentan dimanipulasi hingga rela memberikan uang maupun informasi pribadi.
Lemahnya Literasi Digital
Kurangnya pengetahuan mengenai keamanan digital turut memperparah situasi.