Namun, ia menyoroti adanya ketidakteraturan dalam konsumsi obat tersebut di masyarakat.
“Kita terus melakukan penyaluran obat cacing, namun dari informasi tim di lapangan, ditemukan adanya ketidakrutinan dalam pengobatan atau konsumsi obat itu,” jelas Edriwan.
BACA JUGA : Kasus Kacab Bank, Polisi Ungkap Alasan Tak Terapkan Pasal Pembunuhan
Lebih lanjut, Edriwan mengungkapkan pihaknya telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk menyelidiki lebih jauh.
Hal ini dilakukan agar penyebab kasus cacingan ekstrem yang dialami balita Seluma dapat dipastikan secara jelas.
Dengan penanganan medis, bantuan sosial, dan evaluasi dari pemerintah, kasus ini diharapkan menjadi momentum penting dalam memperkuat layanan kesehatan masyarakat Bengkulu, khususnya bagi anak-anak di daerah pedesaan.