BACA JUGA :Potret Kemiskinan di Kepahiang, Keluarga Klores Bertahan di Gubuk Reyot
Selain DMR, polisi juga menetapkan MS, staf Lokataru Foundation, yang disebut berperan sebagai admin akun @bpp.
MS diduga berkolaborasi dengan akun lain untuk menyebar ajakan merusak fasilitas publik.
Sementara itu, tersangka SH yang mengelola akun @GM serta KA ikut terlibat menghasut pelajar agar melakukan aksi perusakan.
Lebih jauh, polisi menyoroti peran RAP, admin akun @RAP, yang dinilai paling berbahaya.
Ia tidak hanya menyampaikan ajakan, tetapi juga menyiarkan tutorial pembuatan bom Molotov dalam siaran langsung.