Tidak sedikit pengguna internet yang belum terbiasa memverifikasi identitas orang lain atau memeriksa kebenaran informasi.
Banyak pula yang masih percaya begitu saja pada foto dan cerita yang ditampilkan pelaku.
Padahal, pelaku love scamming biasanya menggunakan foto yang dapat ditemukan di internet atau identitas orang lain yang tidak tahu menahu.
Sayangnya, karena minimnya literasi digital, korban gagal mengenali tanda-tanda penipuan sejak awal.
Kasus love scamming makin marak bukan hanya karena kecanggihan teknologi, tetapi juga karena kerentanan manusia secara emosional dan lemahnya literasi digital.