Tak lama kemudian, laporan tersebut diperkuat dengan surat resmi dari Lurah Taba Penanjung yang meminta penanganan segera terhadap situasi tersebut.
“Setelah kami turun ke lapangan, memang ditemukan jejak dan tanda-tanda aktivitas beruang madu di sekitar kebun warga,” ungkap Mardiansyah, dikutip dari Harianbengkuluekspress.id.
Menurutnya, langkah cepat diambil agar konflik antara manusia dan satwa liar bisa dicegah sejak dini.
BKSDA pun menyiapkan satu unit kandang jebak yang dipasang sekitar 200 meter dari permukiman warga.
Edukasi dan Pengawasan Ketat di Lokasi Kejadian
Selain memasang perangkap, BKSDA Bengkulu juga melakukan edukasi langsung kepada masyarakat setempat agar tetap waspada dan tidak beraktivitas terlalu dekat dengan lokasi yang dicurigai sebagai jalur pergerakan beruang madu.








