Ketegangan antara petani dan PT ABS sejatinya bukan persoalan baru.
Konflik sengketa lahan yang berlarut telah lama dikeluhkan masyarakat Pino Raya. Menurut Ketua Forum Masyarakat Pino Raya (FMPR), Edi Hermanto, puncak konflik muncul setelah perusahaan kembali mengoperasikan alat berat untuk pembuatan jalan yang dinilai merusak tanaman petani.
“Awalnya kami minta hentikan alat berat gusur lahan. Tapi dari pihak PT tidak ada solusi,” ujar Edi dikutip dari KORANRB.ID.
Meski sekitar 40 petani telah meminta aktivitas alat berat dihentikan, pihak perusahaan tetap melanjutkan pekerjaan.
Ketegangan pun meningkat hingga akhirnya terjadi serangan. Kelima petani mengalami luka tembak di bagian tubuh berbeda, mulai dari kaki, paha, hingga perut.








