Masalah tersebut bahkan sudah berulang kali diupayakan penyelesaiannya melalui musyawarah tingkat desa.
“Sebenarnya masalah mereka sudah pernah dicoba diselesaikan di desa. Tapi pelaku tidak pernah hadir dalam mediasi,” lanjut Ongki.
Bahkan empat bulan sebelum kejadian ini, Harianto sempat melaporkan Igan ke pihak berwajib atas dugaan penganiayaan.
Namun hingga insiden pembacokan terjadi, persoalan itu belum menemukan titik damai.
Aksi penyerangan yang dilakukan secara tiba-tiba dan tanpa peringatan itu membuat warga menduga bahwa pelaku telah menyimpan dendam lama terhadap korban.
Situasi di lingkungan sekitar pun sempat mencekam pascakejadian, mengingat lokasi pembacokan berada di area pemukiman warga.








