Ia menerangkan bahwa sektor industri makanan menjadi penyumbang terbesar dengan nilai investasi non-modal mencapai Rp880,84 miliar.
Sementara itu, indikator makro ekonomi juga meningkat. Pertumbuhan ekonomi tumbuh dari 4,70 persen pada Triwulan II 2024 menjadi 4,99 persen pada periode yang sama tahun ini.
Penurunan angka kemiskinan dari 13,56 persen menjadi 12,08 persen menunjukkan peningkatan kesejahteraan warga.
Selain itu, tingkat pengangguran terbuka turun ke angka 3,24 persen dan IPM Bengkulu pada 2024 tercatat 74,91.
Helmi menyampaikan bahwa pencapaian tersebut mencerminkan arah pembangunan yang tepat sasaran.








