Ia menjelaskan, sebagian besar jalan masih berupa tanah kuning sepanjang belasan kilometer yang belum diaspal.
“Benar, warga kami terpaksa menggunakan kotak kayu untuk membawa pasien kritis karena tidak ada jalan yang bisa dilalui mobil, apalagi sekarang musim hujan,” ujar Supriyadi.
Ia menegaskan bahwa akses jalan itu bukan hanya vital bagi masyarakat Desa Tanjung Aur, tetapi juga menjadi penghubung antar desa, seperti Desa Penyandingan, Kedataran, dan Linau.
BACA JUGA: Selamat Jalan Indra Sukma, Legislator Vokal dan Peduli Rakyat Bengkulu
“Kami sangat berharap pemerintah segera memperhatikan kondisi infrastruktur di sini. Kalau jalan bagus, warga bisa lebih mudah beraktivitas dan mendapat pelayanan kesehatan dengan cepat,” tegasnya.
Harapan untuk Perhatian Pemerintah
Buruknya infrastruktur jalan di Desa Tanjung Aur sudah menjadi persoalan lama.
			
			







