Menurutnya, pasar sedang berada pada fase serapan rendah, sehingga permintaan terhadap kopi Seluma ikut menurun.
“Memang benar, harga kopi kembali turun. Dari Rp60 ribu kini menjadi Rp56 ribu per kilogram. Penurunan ini dipengaruhi oleh rendahnya serapan pasar dan beberapa faktor lain di tingkat distribusi,” ujar Yusnaini, dikutip dari KORANRB.ID.
Ia menjelaskan bahwa dinamika pasar global dan regional turut berperan dalam memengaruhi harga komoditas.
Ketika permintaan internasional dan domestik melemah, harga di tingkat daerah biasanya mengalami penyesuaian.
Akibatnya, petani menjadi pihak yang paling terdampak karena pendapatan harian mereka sangat bergantung pada stabilitas harga kopi.
Petani Diimbau Tahan Stok
Dalam menghadapi kondisi fluktuatif ini, Yusnaini mengimbau para petani untuk tetap bijak dalam menjual hasil panen.








