Dr. Sood menekankan sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko terbentuknya atau pecahnya aneurisma, seperti tekanan darah tinggi, kebiasaan merokok, riwayat keluarga aneurisma, dan kondisi genetik tertentu seperti penyakit ginjal polikistik atau sindrom Ehlers-Danlos.
Selain itu, stres berkepanjangan juga berperan dalam memperburuk kondisi pembuluh darah.
“Kombinasi antara tekanan darah tinggi dan stres dapat mempercepat pelemahan dinding pembuluh darah,” ungkapnya.
Untuk mendeteksi aneurisma, dokter biasanya menggunakan MRI atau angiografi CT.
Hasil pemeriksaan ini membantu menentukan ukuran, lokasi, serta tingkat risiko yang mungkin terjadi.








