Sejak saat itu, belum ada tanda-tanda perbaikan, meskipun warga telah berulang kali menyampaikan aspirasi mereka ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Benteng dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu.
“Jembatan ini sangat vital bagi kami. Warga menggunakannya setiap hari untuk ke kebun dan mengangkut hasil pertanian. Sudah beberapa kali kami usulkan, tapi belum juga direalisasikan,” ujar Baihaqi dikutip dari Harianbengkuluekspress.id.
Ia menjelaskan, akibat jembatan yang rusak, warga kini bergantung pada rakit sederhana untuk menyeberangi sungai.
Tak jarang pula ada yang nekat melintasi arus sungai ketika debit air rendah.








