RBMEDIA.ID – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menggebrak dengan operasi tangkap tangan (OTT) yang kali ini menyasar pejabat Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker).
Salah satu nama besar yang diamankan adalah Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer atau yang akrab disapa Noel.
Kabar ini dibenarkan langsung oleh Wakil Ketua KPK, Fitroh Rohcahyanto.
“Benar,” ujar Fitroh singkat kepada awak media yang dikutip dari berbagai sumber.
Meski belum merinci detail pihak-pihak lain yang ikut terjaring, Fitroh memastikan bahwa operasi senyap ini berkaitan dengan dugaan pemerasan.
BACA JUGA: 6 Tips Aman Menggunakan Media Sosial Tanpa Kehilangan Privasi
Berkaitan dengan sejumlah perusahaan dalam proses pengurusan sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, juga memberikan pernyataan senada.
Ia menyebut tim KPK masih melakukan penyelidikan mendalam di lapangan.
Informasi sementara menyebutkan, setidaknya ada 10 orang yang turut diamankan bersama Noel.
Tim penyidik juga melakukan penggeledahan di sejumlah lokasi di Jakarta.
Namun, rincian titik penggeledahan masih dirahasiakan demi kepentingan penyidikan.
Nama Immanuel Ebenezer bukanlah sosok asing dalam dunia politik.
BACA JUGA: Email Phishing: Cara Mengenalinya Agar Tidak Terjebak
Lahir di Riau pada 22 Juli 1975, ia menamatkan pendidikan sarjana bidang sosial di Universitas Satya Negara Indonesia pada 2004.
Jejak politik Noel cukup panjang, ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Relawan Jokowi Mania di Pilpres 2019, kemudian menjadi komisaris PT Mega Eltra yang merupakan anak perusahaan BUMN PT Pupuk Indonesia pada periode 2021–2022.
Menjelang Pilpres 2024, Noel sempat mendukung Ganjar Pranowo dengan membentuk Relawan Ganjar Mania.
Namun, belakangan ia justru merapat ke kubu Prabowo–Gibran dan akhirnya dipercaya masuk ke kabinet sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan sejak 21 Oktober 2024.
Kini, sepak terjang Noel dalam dunia politik dan pemerintahan mendadak menjadi sorotan tajam usai dirinya ikut terseret dalam OTT yang disebut-sebut sebagai salah satu kasus besar di sektor ketenagakerjaan.