Produksi tersebut berasal dari 26 ribu hektare lahan kopi produktif dengan rata-rata hasil panen sekitar 700 kilogram per hektare.
Produktivitas itu dinilai masih di bawah potensi maksimal, yakni 1 ton per hektare, atau belum mencapai 80 persen dari kapasitas penuh.
Meski begitu, capaian panen tahun ini tetap lebih baik dibanding tahun sebelumnya.
Sayangnya, hasil panen melimpah tidak otomatis berbanding lurus dengan keuntungan petani karena harga jual tengah mengalami penurunan.
“Panen memang bagus, tapi turunnya harga membuat keuntungan petani jauh dari harapan,” ujar salah satu petani kopi yang enggan disebutkan namanya.
Harapan Petani pada Stabilitas
Petani berharap pemerintah daerah maupun pusat dapat menjaga stabilitas harga di tengah kondisi sosial yang belum sepenuhnya kondusif.