RBMEDIA.ID – Setiap orang tua pasti pernah menghadapi tantrum.
Anak menangis kencang, menjerit, atau bahkan berguling di lantai hanya karena hal kecil.
Situasi ini memang bisa menguji kesabaran.
Yang perlu diingat yaitu, tantrum merupakan bagian dari proses tumbuh kembang anak.
Dengan pendekatan yang lembut dan konsisten, orang tua dapat membantu anak belajar mengelola emosinya tanpa harus marah atau membentak.
1. Tetap Tenang dan Kendalikan Emosi
Langkah pertama adalah mengendalikan diri sendiri.
Saat anak tantrum, jangan terbawa emosi.
BACA JUGA: 4 Kesalahan Umum Orang Tua Saat Menghadapi Tantrum Anak
Ingat, anak sedang belajar mengekspresikan perasaan, bukan berniat membuat orang tua kesal.
Dengan tetap tenang, orang tua memberi contoh nyata bagaimana cara menghadapi emosi dengan bijak.
2. Validasi Perasaan Anak
Daripada langsung melarang atau menyalahkan, lebih baik akui dulu perasaan anak.
Misalnya dengan berkata, “Ayah tahu kamu kesal karena mainannya diambil.”
Kalimat sederhana ini membuat anak merasa dimengerti.
Dari sinilah anak mulai belajar bahwa perasaan marah boleh ada, tapi tidak harus diekspresikan dengan cara berlebihan.
3. Alihkan Perhatian dengan Cara Positif
Setelah emosi anak sedikit mereda, coba alihkan perhatiannya ke aktivitas lain.
BACA JUGA: Sangat Berpengaruh! Ini Pentingnya Kehadiran Suami untuk Membentuk Karakter Anak
Misalnya mengajak menggambar, membaca buku, atau sekadar minum air.
Pengalihan ini membantu anak menemukan cara yang lebih sehat untuk menenangkan diri.
4. Konsisten dengan Aturan yang Jelas
Lembut bukan berarti membiarkan segalanya.
Orang tua tetap perlu menetapkan batasan.
Jika anak tantrum karena ingin sesuatu yang tidak boleh, jelaskan dengan konsisten.
Misalnya, “Es krimnya tidak bisa dimakan sekarang, nanti setelah makan siang.”
Konsistensi ini mengajarkan disiplin sekaligus memberikan rasa aman pada anak.
Kesimpulan
Tantrum merupakan salah satu fase wajar yang dapat dialami hampir semua anak
Yang terpenting bukan menghilangkan tantrum sepenuhnya, melainkan mengajarkan anak cara mengelola emosi dengan tepat.
Dengan pendekatan lembut dan konsisten, anak akan belajar bahwa perasaan marah dapat diterima, tetapi tetap harus dikendalikan
Kondisi ini dapat dijadikan bekal berharga agar si kecil tumbuh menjadi pribadi yang lebih tenang, mandiri, dan berempati.