RBMEDIA.ID – Setiap orang tua tentu pernah menghadapi momen ketika anak menangis keras, berguling di lantai, atau menjerit tanpa henti.
Kondisi ini sering disebut tantrum, dan meski terdengar merepotkan, sebenarnya tantrum adalah bagian wajar dari tumbuh kembang anak.
Namun, yang sering menjadi masalah justru adalah reaksi orang tua dalam menghadapinya.
Tidak jarang, orang tua melakukan kesalahan tanpa sadar yang justru membuat tantrum semakin parah.
1. Membentak atau Menghukum Fisik
Ketika emosi memuncak, beberapa orang tua memilih jalan pintas.
BACA JUGA: Sangat Berpengaruh! Ini Pentingnya Kehadiran Suami untuk Membentuk Karakter Anak
Seperti dengan membentak atau bahkan memukul.
Padahal, cara tersebut hanya akan menakut-nakuti anak dan bukan menyelesaikan masalah.
Anak saat itu mungkin akan berhenti menangis sesaat, tetapi di dalam hati ia merasa tertekan.
Dalam jangka panjang, anak bisa tumbuh dengan rasa cemas dan sulit mengendalikan emosi.
2. Menyerah Demi Menghentikan Tangisan
Kesalahan lain yang sering dilakukan adalah menuruti semua keinginan anak agar tantrumnya cepat berhenti.
Misalnya dengan memberikan mainan atau permen saat anak sedang menangis keras di toko.
Tindakan ini membuat anak berpikir bahwa tantrum adalah cara efektif untuk mendapatkan apa yang ia mau.
Hasilnya, tantrum akan semakin sering terjadi.
BACA JUGA: Kegiatan Harian Sederhana: Mengenalkan Allah pada Anak Usia Dini
3. Mengabaikan Tanpa Penjelasan
Ada juga orang tua yang memilih diam seribu bahasa, membiarkan anak menangis tanpa pendampingan.
Mengabaikan sepenuhnya justru bisa membuat anak merasa tidak diperhatikan.
Lebih baik tetap hadir, tunjukkan ketenangan, dan setelah emosi anak mereda, berikan penjelasan sederhana agar ia belajar dari kejadian tersebut.
4. Tidak Konsisten dengan Aturan
Kadang orang tua membuat aturan, tetapi mudah melanggarnya saat anak tantrum.
Misalnya, hari ini melarang makan permen sebelum makan, besoknya malah membolehkan.
Ketidakkonsistenan ini membuat anak bingung dan akhirnya semakin sering melampiaskan emosinya lewat tantrum.
BACA JUGA: 5 Objek Wisata Instagramable di Sumatera yang Wajib di Kunjungi
Kesimpulan
Tantrum memang menguji kesabaran, tetapi reaksi orang tua jauh lebih penting daripada tantrumnya sendiri.
Dengan menghindari kesalahan umum seperti membentak, mengabaikan tanpa penjelasan, atau tidak konsisten, orang tua bisa membantu anak belajar mengendalikan emosi dengan lebih sehat.
Ingat, setiap tantrum pada anak merupakan kesempatan emas untuk mengajarkan anak bagaimana cara menghadapi perasaan dengan bijak.