RBMEDIA.ID – Tantrum pada anak adalah hal yang wajar terjadi dan normal dari perkembangan anak.
Terutama saat mereka belum mampu mengekspresikan perasaan dengan kata-kata.
Namun, sering kali yang memperparah keadaan justru adalah cara orang tua merespons tantrum tersebut.
Alih-alih mereda, tantrum bisa makin panjang bahkan semakin sering jika orang tua melakukan kesalahan parenting tertentu.
1. Membentak atau Menghukum dengan Kasar
Saat anak berteriak atau menangis kencang, sebagian orang tua refleks membentak atau bahkan menghukum fisik.
Cara ini mungkin membuat anak diam sesaat, tetapi dalam jangka panjang justru merusak rasa aman dan membuat anak semakin sulit mengendalikan emosinya.
BACA JUGA: Mengapa Kehadiran Ayah Penting dalam Tumbuh Kembang Anak?
2. Menuruti Semua Keinginan Anak
Kesalahan lain yang cukup sering terjadi adalah menyerah pada keinginan anak hanya agar tantrumnya cepat berhenti.
Misalnya, memberikan mainan atau makanan manis ketika anak menjerit di tempat umum.
Hal ini membuat anak belajar bahwa tantrum adalah senjata ampuh untuk mendapatkan apa yang ia mau.
Akibatnya, tantrum akan lebih sering muncul.
3. Mengabaikan Tanpa Pendampingan
Ada orang tua yang memilih membiarkan anak menangis sendiri tanpa memberikan arahan atau penjelasan.
Mengabaikan sepenuhnya dan tanpa pendampingan justru membuat anak merasa tidak dipedulikan.
Padahal, di balik tantrum, anak sebenarnya sedang butuh bimbingan untuk memahami emosinya.
BACA JUGA: 4 Kesalahan Umum Orang Tua Saat Menghadapi Tantrum Anak
4. Tidak Konsisten dalam Membuat Aturan
Ketidakkonsistenan juga memperburuk tantrum.
Hari ini orang tua melarang sesuatu, besok malah membolehkan.
Anak menjadi bingung dan akhirnya mencoba “mengetes” batasan dengan cara tantrum.
Konsistensi adalah kunci agar anak belajar memahami aturan dengan jelas.
Kesimpulan
Tantrum bukanlah masalah besar jika ditangani dengan tepat.
Yang sering memperpanjang dan memperparah kondisi justru adalah kesalahan parenting.
Seperti membentak, menuruti semua keinginan, mengabaikan tanpa pendampingan, atau tidak konsisten dengan aturan.
Dengan memahami kesalahan ini dan memperbaikinya, orang tua bisa membantu anak belajar mengelola emosi dengan cara yang lebih sehat.