RBMEDIA.ID – Setiap orang tua pasti pernah merasa gemas saat melihat anak melakukan sesuatu dengan cara yang belum sempurna.
Misalnya saat anak mencoba memakai sepatu sendiri, namun masih terbalik kanan-kirinya.
Rasanya ingin cepat-cepat membantu agar rapi.
Namun, tahukah Anda? Momen kecil seperti itu justru bisa menjadi awal terbentuknya kemandirian anak.
Kemandirian pada anak bukan berarti ia harus dapat melakukan segalanya sendiri.
Melainkan tumbuh dengan rasa percaya diri, mampu bertanggung jawab, dan tidak selalu bergantung pada orang lain.
BACA JUGA: Kegiatan Harian Sederhana: Mengenalkan Allah pada Anak Usia Dini
Nah, kabar baiknya, hal ini bisa kita latih sejak dini melalui langkah sederhana di keseharian.
Biarkan Anak Mencoba
Kadang, anak butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan sesuatu.
Dan dengan memberi kesempatan untuk mencoba, anak belajar bahwa ia mampu.
Misalnya, biarkan ia makan sendiri meski berantakan, atau membereskan mainannya meski belum rapi.
Dari sini, anak belajar menghargai usahanya sendiri.
Ajarkan Tanggung Jawab Kecil
Tidak perlu menunggu anak besar untuk mengenalkan tanggung jawab.
Hal sederhana seperti menaruh gelas ke dapur, menyusun buku setelah dipakai, atau memilih baju sendiri bisa jadi awal.
Tugas-tugas kecil ini membuat anak merasa penting dan punya peran di rumah.
Hindari Terlalu Banyak Melarang
Sebagai orang tua, kita tentu ingin melindungi anak.
Tapi terlalu banyak melarang justru bisa membuatnya takut mengambil keputusan.
Lebih baik, berikan pilihan yang aman.
Misalnya, “Kamu mau pakai baju merah atau biru?”
Dengan cara ini, anak belajar menentukan pilihan sesuai usianya.
BACA JUGA: Perkembangan Bayi Usia 4 Bulan: Saat Si Kecil Mulai Menunjukkan Dunia Barunya
Jadi Teladan yang Baik
Anak akan lebih mudah meniru daripada sekadar mendengar nasihat.
Saat orang tua menunjukkan sikap mandiri, seperti menyelesaikan pekerjaan tanpa menunda atau berani mencoba hal baru, anak pun akan menyerap hal yang sama.
Jangan Lupa Apresiasi
Setiap usaha anak, sekecil apa pun, pantas diapresiasi.
Memberikan kalimat sederhana seperti, “Wah, hebat kamu sudah bisa merapikan mainan sendiri,” dapat membuat anak merasa bangga dan terdorong untuk terus mencobanya kembali.
Membentuk anak menjadi mandiri memang butuh waktu dan kesabaran.
Namun, lewat kebiasaan kecil sehari-hari, anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri, tangguh, dan siap menghadapi dunia.
Ingatlah, orang tua tidak harus mencetak anak yang “sempurna”, cukup dampingi mereka agar berani melangkah dengan mandiri.